Thursday, October 16, 2014

Selamat, Anda Menjadi Lebih Kaya tanpa Menambah Pekerjaan

0
 

Suatu hari, seorang teman bertanya kepada saya, “Ryan menurut kamu, bila kamu membutuhkan uang seribu rupiah, lebih mudah mencari seribu rupiah atau berhemat seribu rupiah?”

Karena saya termasuk dalam kategori orang hemat (ini menurut teman-teman saya, sampai-sampai saya dijuluki Gober Bebek Muda), dengan cepat saya menjawab, “Lebih mudah berhemat seribu rupiah.” Teman saya pun mengiyakan jawaban saya.

Ya, meskipun sama-sama bernilai seribu, sering kali banyak orang berpikir bahwa bila kita merasa kurang, cari saja uang yang lebih banyak. Pertanyaannya sangat mudah, lalu kapankah Anda akan merasa cukup?

Manusia dilahirkan menjadi makhluk yang tidak mudah puas. Dalam kehidupan, dikenal sebutan ‘hal yang dibutuhkan’. Namun bukan hanya itu, ada juga ‘hal yang diinginkan'. Sekilas kedua hal ini tampaknya sama, tapi sebenarnya mereka adalah saudara jauh.

Dalam hidup, setidaknya kita pasti membutuhkan hal mendasar, dan di sekolah dasar kita mengenalnya sebagai kebutuhan primer. Salah satu contoh kebutuhan primer yaitu makanan (pangan).

Namun bila ditanya, “Ingin makan apa?” jawabannya bisa seribu satu macam, dan tentunya juga seribu satu harga , padahal kebutuhannya cuma satu. Makan untuk tetap hidup, tetap sehat, dan bisa melanjutkan hari esok. Artinya, keinginan manusia terhadap pemenuhan kebutuhan bisa sangat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

Saya sangat puas dengan sepiring nasi dengan lauk tahu dan tempe, tapi ada orang lain yang kalau tidak makan tahu dan tempe dari restoran XYZ, tampaknya dia belum puas.

Seperti yang kita ketahui, meskipun sama-sama tahu tempe, tapi bila sudah masuk ke restoran, harganya pasti akan jauh lebih mahal. Kadang kita hanya terfokus untuk berusaha meningkatkan pendapatan agar bisa memenuhi keinginan, bukan kebutuhan. Alhasil, sebenarnya kita tidak bertambah kaya sama sekali, bahkan sebenarnya malah bertambah miskin!

Wah, bagaimana mungkin?

Begini sederhananya, masalah yang saya lihat dari teman-teman di sekitar saya yang bekerja adalah, mereka sangat membutuhkan pengakuan. Jadi, seiring dengan bertambahnya penghasilan atau meningkatnya jabatan , mereka perlu menunjukkan status jabatan dan penghasilannya, melalui penampilannya. Dan mereka membayar penampilan tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal daripada kenaikan penghasilan dan jabatannya.

Jadi, bila hari ini kita merasa kekurangan, bisa saja sebenarnya Anda sudah cukup kaya. Anda hanya perlu melatih diri untuk mampu berhemat, bukan malah bekerja lebih keras untuk mencari uang. Uang adalah budak yang baik, tapi tuan yang amat buruk. Jadi, kita harus sangat berhati-hati dengannya.

Buatlah daftar pemasukan dan pengeluaran Anda. Mulailah melihat yang mana kebutuhan, dan mana yang keinginan. Gantilah keinginan Anda menjadi yang lebih murah, sesuatu yang dikenal dengan substitusi (penghematan), lalu hilangkanlah yang Anda anggap berbiaya besar (efisiensi) tapi tidak berdampak pada hidup Anda.

Selamat menjadi lebih kaya tanpa menambah pekerjaan dan penghasilan Anda. Hal ini sulit untuk dilakukan, namun ingatlah, kenikmatan sesaat biasanya akan membawa penderitaan jangka panjang.

Salam Investasi untuk Indonesia

-----------------------------------
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Berusia 28 tahun, Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksadana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain: Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi dan Hidden Profit from The Stock Market. Di bulan Oktober Ryan Filbert menerbitkan 2 seri buku baru pada trading saham berjudul ‘Bandarmologi’ dan investasi pada properti ‘Rich Investor from Growth Property’.

Disalin dari: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/17/090000526/Selamat.Anda.Menjadi.Lebih.Kaya.tanpa.Menambah.Pekerjaan.
-------------------------
Gabung dengan Facebook Page TDA Balikpapan untuk mendapatkan pengumuman  dan undangan event, motivasi bisnis dan lain-lain.
Gabung dengan Komunitas TDA Balikpapan di aplikasi sosial Telegram untuk Android, iPhone atau desktop.

Saturday, September 27, 2014

Dulu guru bergaji Rp 180 Ribu/bulan, kini hartanya Rp 251 Triliun

0

Proses penawaran saham perdana ke publik (IPO) perusahaan bisnis Internet Alibaba Group, Sabtu (20/9) waktu AS kembali mengingatkan orang pada kisah sukses Jack Ma, pendiri Alibaba yang kaya raya bagaikan dongeng.

Sempat molor dua jam, saham Alibaba debut pada pukul 12.00 waktu New York. Permintaan pembelian menggila beberapa detik setelah IPO, kelebihan 35 persen dari jumlah lot yang ditawarkan. Dengan target awal USD 83 per lembar, nilai saham Alibaba dalam hitungan menit melonjak jadi USD 99, sebelum akhirnya bertahan lama di posisi USD 93 per lembar.

Sepanjang 20 menit melantai di bursa NYSE, 100 juta lembar saham Alibaba diperdagangkan para broker Wall Street.

Dana segar terkumpul dari IPO ini minimal USD 24,3 miliar atau setara Rp 243 triliun. Imbasnya, kapitalisasi pasar Alibaba mencapai USD 165,5 miliar (Rp 1.655 triliun). Berarti taksiran total aset Alibaba mendekati pendapatan sebuah negara berkembang.

Alibaba sukses melampaui kapitalisasi pasar pemain e-commerce kawakan seperti eBay (kapitalisasi USD 63,2 miliar) atau Amazon (USD 149,6 miliar).

Dari IPO Jack Ma dikabarkan meraup USD 18 Miliar atau sekitar Rp 215 Triliun. Forbes memperkirakan kekayaannya kini USD 21 miliar atau sekitar Rp 251 Triliun. Berikut ini perjalanan sukses Jack Ma dirangkum merdeka.com

1. Dulu bergaji Rp 180 Ribu per bulan

Apa kunci sukses Jack Ma meniti karir jadi taipan raksasa? Dia menjawab lantaran ogah terus miskin.

Sebelum mendirikan perusahaan perdagangan via Internet, Ma bekerja sebagai guru bahasa Inggris sebuah kampus di kota kelahirannya. Gaji Ma dalam Yuan bila dikonversi ke Rupiah hanya sekitar Rp 180.000 per bulan.

Sewaktu muda, Ma Yun (nama aslinya) adalah anak yang suka berbahasa Inggris, tak lazim bagi warga China kala itu. Dari biografinya yang kerap dikutip media, sedari SD dia nekat bersepeda ke hotel berjarak 45 menit dari Kota Hanzhou, demi bercakap-cakap dengan turis asing asal Eropa dan AS.

Ketekunan itu mengantarnya kuliah di jurusan bahasa asing, dan bahkan terpilih menjadi dosen di kampusnya. Tapi gaji minim sebagai pengajar membuatnya tak tahan. Inilah awal pilihannya banting setir jadi pengusaha. Di artikel selanjutnya, akan diceritakan bagaimana Ma bisa mengenal bisnis Internet, walau awalnya tak paham komputer sama sekali.

"Anda tidak akan sukses kalau tidak memiliki ambisi. Kalau tidak berhasil (dengan bisnis Internet) aku harus kembali ke pekerjaanku yang dulu," ujarnya saat diwawancara situs berita Tencent (11/9/2013).

2. Tak bisa mengetik keyboard

Dalam wawancara stasiun televisi CNN, Jack Ma (kini 49 tahun) mengaku kenal teknologi bernama Internet pertama kali 19 tahun lalu. Karena bisa berbahasa Inggris, dia beruntung diajak delegasi bisnis China melawat ke Kota Seattle, Amerika Serikat.

Di sanalah, Ma bertemu sang mentor: seorang warga Negeri Paman Sam penggemar teknologi. Si bule cerita bermacam hal soal kehebatan Internet dan peluang bisnis dari benda asing itu. Ambisi Ma berwirausaha memuncak. Dia muak jadi pengajar yang cuma dibayar Rp 180.000 per bulan.

Orang di sekitar rumahnya, termasuk sejawatnya sesama guru, tak ada yang tahu apa itu Internet sekembalinya ke China. Tapi berkat sang kenalan baru dari AS, Ma yakin bahwa jaringan data lewat komputer ini bisa digunakan buat berbisnis. Padahal dia tak jago komputer sama sekali. Selentingan populer menyebut Ma waktu itu tak tahu cara mengetik di keyboard.

3. Sering diejek orang

Asingnya Internet pada 1995 sebetulnya tak cuma terjadi di China, tapi juga AS. Lemotnya koneksi masa itu bahkan sempat bikin Jack Ma keki.

Buat menunggu komputernya online pertama kali, Ma butuh waktu 35 menit. Di sela-sela menunggu sambungan Internet, dia main kartu bersama tetangga. Sebagian mengejeknya sok tahu. "Tapi saya puas, pada akhirnya saya bisa buktikan kalau benda bernama Internet itu benar-benar ada."

Bermodal pinjaman dari sang paman senilai Rp 24 juta, Ma mendirikan sebuah layanan daftar nomor telepon dan identitas perusahaan seluruh China. Mirip Yellow Pages, tapi berbasis Internet.

Usaha ini dia lakukan dari apartemennya yang sempit tak lama selepas memahami apa itu Internet dan seluk beluknya. Semua orang terus mengejeknya, orang buta komputer kok coba-coba bisnis Internet.

Dari 24 orang yang dimintai pendapat di awal mula startup ini, cuma satu orang saja tetap menyemangati. "Kalau kamu memang mau melakukannya, coba saja. Kalau tidak sesuai harapan, ya tinggal kerja lagi jadi guru," kata Ma menirukan sahabatnya yang berprofesi sebagai bankir.

4. Dari 17 karyawan jadi 22 ribu orang

Butuh waktu tiga tahun, terbantu pula menanjaknya popularitas Internet di kalangan pejabat pemerintah China, Ma berhasil mengembangkan bisnis. Pada 1999, dia mendirikan perusahaan fokus pada e-commerce diberi nama Alibaba. Karyawan awal 17 orang, semua teman-teman dekat.

Bisnis perusahaan ini apa saja: menjual barang, menawarkan voucher promo, pengiriman paket, bahkan kini sudah merambah pembayaran Internet (e-Payment) hingga pengelolaan investasi. Anak usahanya memasuki abad 21 menggurita. Mulai dari Taobao, Tmall, atau Juhuasuan, rata-rata menjadi situs bisnis populer di Negeri Tirai Bambu.

Pendapatan kotor Alibaba pada 2013 mencapai USD 7,5 miliar, dan kini Ma mempekerjakan 22.000 pegawai.

Ma mengaku langkahnya masuk ke bursa NYSE supaya Alibaba semakin mendunia. Dia ingin mulai penetrasi ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Dia tak khawatir, kendati survei Ipsos tahun ini mengatakan 88 persen populasi AS tak pernah mengenal apa itu Alibaba Group.

Bahkan dia yakin bisa mengejar capaian perusahaan ritel terbesar AS Walmart. "Kami punya mimpi, dan seharusnya semua orang boleh bermimpi. Saya pikir 15 tahun lagi dunia bisa berubah karena bisnis yang kami lakukan. Kami ingin menjadi lebih besar dari Walmart," kata Ma optimis.

Pada perdagangan hari ini (20/9), di New York, saham Alibaba menciptakan euforia. Sepanjang 20 menit awal melantai di bursa NYSE, 100 juta lembar saham Alibaba diperdagangkan para broker Wall Street, seperti dilansir stasiun televisi USA Today. Harganya sempat melonjak jadi USD 99 per lembar, padahal mulanya ditaksir mentok USD 83 per lembar.

Dana segar terkumpul dari IPO ini minimal USD 24,3 miliar atau setara Rp 243 triliun. Imbasnya, kapitalisasi pasar Alibaba mencapai USD 165,5 miliar (Rp 1.655 triliun), melampaui beberapa raksasa bisnis Internet dunia lainnya seperti Amazon dan eBay.

5. Sempat ditolak saat melamar di KFC

Dengan seluruh kehebohan yang dia buat, mayoritas analis bursa terkejut melihat latar pendidikan Ma. Dia bukan lulusan kampus ternama, atau paling tidak pernah bekerja di Silicon Valley seperti lazimnya bos perusahaan teknologi informasi. Ma bukan orang seberuntung Mark Zuckerberg atau Bill Gates.

Ma hanyalah anak dari keluarga menengah China biasa, kebetulan fasih berbahasa Inggris. Tapi memang diakui Ma punya ketekunan dan pola pikir tak lazim dibanding sejawatnya yang rata-rata takut pada dominasi Partai Komunis China.

Salah satu ide radikal Ma semasa muda adalah keyakinannya bahwa China di masa mendatang akan lebih terbuka pada dunia.

Dalam buku biografi ditulis Chen Wei (2013), setelah diterima sebagai guru bahasa inggris di Kota Hangzhou pada 1988, dia menikahi teman sekelasnya semasa kuliah, Zhang Ying. Gaji setara Rp 180.000 per bulan tidak cukup bagi keluarga muda itu.

Alhasil, Ma mencoba cari penghasilan tambahan dengan melamar ke gerai ayam goreng KFC. Dia ditolak, karena dianggap tidak cocok bekerja sebagai pelayan. Demikian pula lamarannya untuk bekerja paruh waktu di hotel dan kepolisian. Semua ditolak.

Kecewa dengan semua penolakan itu, Ma pun bertekad wirausaha. Dan seperti sudah dibahas sebelumnya, dia akhirnya sukses menemukan peruntungan dari bisnis Internet.

Pandangan Ma di masa muda terbukti tepat. China tidak akan terus-terusan menutup diri sebagai negeri komunis, dan justru merengkuh kapitalisme berbasis teknologi informasi.

Alibaba berhasil memanfaatkan perubahan sosial di Negeri Tirai Bambu, ketika banyak masyarakat di sana semakin akrab dengan gadget dan komputer. Ceruk pasar kebutuhan bisnis lewat Internet, termasuk pengiriman barang atau penjualan online, berhasil ditangkap oleh Ma dan para pekerjanya.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/dulu-guru-bergaji-rp-215-ribubulankini-hartanya-rp-251-triliun/dulu-bergaji-rp-180-ribu-per-bulan.html
-------------------------
Gabung dengan Facebook Page TDA Balikpapan untuk mendapatkan pengumuman  dan undangan event, motivasi bisnis dan lain-lain.
Gabung dengan Komunitas TDA Balikpapan di aplikasi sosial Telegram untuk Android, iPhone atau desktop.

Monday, September 22, 2014

Menjiplak Strategi Xiaomi Untuk Bisnis Anda

0


Dalam penjualan pertamanya di Indonesia kemarin melalui sebuah website e-commerce, smartphone Xiaomi berhasil menjual 5000 unit hanya dalam 7 menit. Xiaomi menjadi sangat popular di Tiongkok dan dunia bahkan mengalahkan penjualan Samsung di Tiongkok. Ini menempatkan mereka diantara 5 brand smartphone yang sedang mendominasi pasar saat ini antara lain Samsung, Apple, Huwaei, dan Lenovo. Strategi pemasaran apa saja yang dilakukan Xiaomi dan apa saja yang bisa Anda aplikasikan pada bisnis Anda?

Xiaomi dikenal dengan ‘Applenya Negeri Tiongkok’. Terinsipirasi dari Apple, Xiaomi yang berbasis Android membuat tampilan muka bernama MIUI mirip dengan iOS. Begitu juga euforia saat peluncuran produknya, didramatisir dan dipenuhi penggemar yang menantikannya. Namun ini menjadi kelebihan tersendiri bagi Xiaomi. Dengan fitur dan teknologi yang sama-sama berkualitas, orang-orang di negeri Tiongkok dapat membeli Xiaomi dengan harga sepertiga Apple.

Apa yang menyebabkan harganya begitu murah? Salah satunya karena menggunakan viralitas sosial media. Ini membuat mereka sangat berhemat dengan biaya iklan. Presiden Xiaomi, Lin Bin pernah posting foto dengan membubuhi tulisan promosi produk Xiaomi, lalu di-share lebih dari 2 juta kali dan dikomentari 900 ribu kali. Dari momen ini, diklaim membuat 150 ribu unit Xiaomi terjual dalam 10 menit.

Terlihat juga bahwa Xiaomi menerapkan hunger marketing. Yaitu saat publisitas tersebar luas, jumlah produk yang dijual justru terbatas, sehingga kembali lagi menjadi bahan pembicaraan banyak orang di internet. Jika dulu di masa-masa awal, produk memang tidak sebanyak permintaan pasar, tapi rasanya kini hanya diskenariokan.

Ditambah lagi Xiaomi tidak memiliki toko retail offline. Semua dijual melalui online. Ini juga yang membuat harga produk Xiaomi dapat ditekan, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk toko dan pegawai. Karena hanya dipasarkan melalui online, yang perlu diperhitungkan hanyalah ongkos pengiriman saja.

Keunggulan lain Xiaomi dalam memenangkan pertarungan smartphone, karena mereka memiliki forum khusus untuk pengguna yang membernya sudah menembus angka 28 juta dengan lebih dari 200 juta posting. Ini memudahkan Xiaomi untuk cepat update dalam mengembangkan produk terbarunya sesuai dengan keinginan konsumen.

Apa yang dapat kita pelajari dari strategi Xiaomi untuk diterapkan pada bisnis Anda? Berikut adalah diantaranya:

  1. Menjadi berbeda dan kompetitif. Anda harus memiliki differensiasi produk yang jelas diinginkan konsumen. Untuk apa membuat sesuatu yang berbeda namun tidak ada yang membutuhkannya.
  2. Touch your customer. Sentuhlah sisi pribadi mereka sehingga merasa dispesialkan. Salah satu keunggulan Xiaomi adalah adanya fitur tampilan seccara keseluruhan  yang bisa di-custom oleh masing-masing pemilik sehingga menjadi unik.
  3. Perkuat pemasaran online. Manfaatkan internet dan social media, karena terbukti jauh lebih hemat dan efektif dalam memasarkan produk.
  4. Manfaatkan komunitas. Manfaatkan group atau forum online yang akan menciptakan komunitas yang solid terhadap brand tersebut. Respon mereka juga memudahkan Anda untuk menentukan produk yang tepat untuk konsumen.

Disalin dari http://netpreneur.co.id/menjiplak-strategi-xiaomi-untuk-bisnis-anda/
-------------------------
Gabung dengan Facebook Page TDA Balikpapan untuk mendapatkan pengumuman  dan undangan event, motivasi bisnis dan lain-lain.
Gabung dengan Komunitas TDA Balikpapan di aplikasi sosial Telegram untuk Android, iPhone atau desktop.

Monday, September 15, 2014

Strategi Jitu, 80 Persen Berhasil

0

Kegagalan berbisnis sudah risiko pengusaha. Namun, adanya strategi bisa mengurangi risiko itu. Juga harus tahu, ada 6 kesalahan laten yang bisa membunuh bisnis tanpa disadari.
Hal ini terungkap dalam forum diskusi Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) bekerja sama dengan komunitas Tangan di Atas (TDA) Balikpapan yang menggelar bincang bisnis di Gedung Biru Kaltim Post Km 3,5 Balikpapan Minggu (14/9) kemarin.

Dalam sharing bertema “Mendesain Bisnis Anti-Gagal & Tanpa Utang” itu, hadir 25 pengusaha se-Balikpapan yang berdiskusi dengan keynote speaker Didik Sukoco, voluntary coach IIBF.

Didik, sapaan akrabnya, menyebut dengan strategi yang tepat, keberhasilan dalam bisnis mencapai 80 persen. Sisanya tergantung doa, kegigihan usaha, dan tawakal.

“Jadi yang dipelajari yaitu bagaimana mengetahui dan memiliki strategi untuk menghindari enam kesalahan pebisnis yang mematikan. Merancang bisnis yang profitable dan sustainable serta membangun kredibilitas,” terangnya kepada peserta bincang bisnis.

Didik menjelaskan, enam kesalahan terbesar yang sering dilakukan pengusaha itu yang pertama cenderung memiliki obsesi tinggi terhadap produk dan ide bagus yang dimiliki. Namun tak menyadari, bahwa pasar bisa saja merespons negatif.

Karena fakta mengatakan, sejauh ini pasar parameternya adalah need, sehingga produk hebat atau jenius sekalipun, bisa tak laku ketika need pasar tidak ke arah sana.

“Formula suksesnya bisa dilakukan dengan berusaha menemukan apa yang sedang dicari pasar. Go and get it,” ujarnya.

Dalam konteks ide, inovasi memang penting untuk bisnis yang dirintis. Namun jangan sampai over-confident.

Didik menitikberatkan pada keluhan, keresahan atau masalah yang muncul dari produk yang dihasilkan. Intinya, jangan pernah mudah puas dan sudah merasa produknya paling hebat.

“Bisnis itu intelektual. Ketika pebisnis berhasil menciptakan suatu produk atau ide yang cemerlang, jangan terlalu optimistis bahwa produk atau ide yang dimiliki paling bagus. Justru yang harus dilakukan yakni mengkritisi ide tersebut dengan pertanyaan yang kritis,” imbaunya.

Kesalahan kedua, seorang pebisnis memiliki kecenderungan ingin memperoleh hasil atau keuntungan dalam waktu instan. Didik mengingatkan bahwa kecepatan bisa membunuh. Bisnis yang baik adalah yang dibangun dengan matang dan sudah paham berbagai risiko kegagalan. Tidak pernah ada bisnis instan yang berkelanjutan.

Grow fast is OK. But speed is kills. Stay in line, sabar dan ikuti tahapan dalam berbisnis dengan disiplin,” katanya.

Kesalahan ketiga yang juga fatal, adalah mengira technical skill yang dimiliki merupakan kunci sukses untuk memulai bisnis. Contohnya, ketika seseorang yang memiliki keahlian masak memilih menjalankan bisnis restoran.

“Ide terburuk bagi koki yaitu ketika dia membuka bisnis rumah makan. Karena waktunya akan dia habiskan untuk dapur. Padahal uang tidak datang dari dapur,” tutur Didik.

Dia melanjutkan, uang datang dari business skill.  Karena itu pebisnis—atau si koki tadi—harus memahami teori cash flow, marketing, finance, accounting, experience, dan management waktu yang bagus.

“Bukan saya mengatakan skill sebagai penghambat dalam berbisnis. Tapi yang diperlukan ketika memutuskan untuk terjun dalam dunia bisnis yaitu mempelajari ilmu-ilmu bisnis,” lanjutnya.

Optimistis yang berlebihan juga merupakan kesalahan besar. Bisnis merupakan olahraga intelektual bukan mengandalkan emosi dan perasaan. Sering juga, saat bertemu ‘peluang’ pengusaha cenderung mengabaikan risiko atau masukan dari orang lain.

“Ini merupakan kesalahan besar juga. Solusinya belajar untuk mengkritisi sebuah peluang atau ide yang muncul. Bukan dilihat keuntungannya saja, risiko juga harus dipertimbangkan dan diperhitungkan,” terangnya.

Kesalahan yang bisa mematikan bisnis selanjutnya yaitu miskin inovasi. Setelah menentukan sebuah ide, seiring berjalan juga diperlukan inovasi untuk menunjang bisnis. Hal ini untuk menghindari perubahan dari perilaku konsumen, peta persaingan yang telah berubah, kompetitor yang semakin bertambah dan tren yang terus berubah.

“Solusinya pengusaha harus banyak belajar, selalu mengamati kompetitor dan cari perbedaan lain yang menguntungkan,” ujarnya.

Kesalahan terakhir atau keenam adalah saat pebisnis kehabisan uang kas. Dikatakan Didik, hal ini lantaran pengusaha tersebut tidak bisa membedakan antara profit dan uang kas. Ini juga bisa saja terjadi karena perencanaan bisnis yang lemah, terobsesi kepada ide atau produk, tidak menemukan ceruk pasar.

Faktor lainnya seperti, tidak adanya nilai tambah dalam produk, tidak ada diferensiasi, tidak memiliki skill bisnis yang cukup sehingga bisnis tidak tumbuh karena mendapat rugi yang berkepanjangan, tidak berpikir dengan serius dan terlalu cepat membesarkan bisnis yang dimiliki.

“Pengusaha harus memiliki tiga laporan keuangan dari bisnis yang dijalankan. Supaya dapat membedakan antara profit dan uang kas. Di mana harus ada laporan keuangan terkait untung dan rugi, arus kas dan neraca perdagangan. Itu wajib dimiliki seorang pebisnis,” tuturnya.


Sumber: http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/99203-strategi-jitu-80-persen-berhasil.html
-------------------------
Gabung dengan Facebook Page TDA Balikpapan untuk mendapatkan pengumuman  dan undangan event, motivasi bisnis dan lain-lain.
Gabung dengan Komunitas TDA Balikpapan di aplikasi sosial Telegram untuk Android, iPhone atau desktop.

Saturday, June 21, 2014

TDA Balikpapan Baking Class

0

Diawali dengan diskusi kecil tentang dahsyatnya omzet salah satu bakery ternama di Indonesia, kemudian rekan-rekan TDA Balikpapan menyusun rencana untuk mengadakan kelas belajar membuat roti. Selain menambah ilmu bagi diri sendiri, juga mengenal prospek bisnis kuliner jenis ini.

Setelah menghubungi salah satu technical bakery di Balikpapan, Mas Radianto, atau lebih akrab disapa Mas Radit, akhirnya disepakati Hari Jum'at tanggal 20 Juni 2014 pukul 13.30 WITA akan digelar kelas belajar membuat roti.

Bertempat di SICO Balikpapan Baru, pelatihan berjalan seru, karena masing-masing peserta dapat langsung mencoba mengolah adonan sendiri sembari belajar dari trial error.


-------------------------
Gabung dengan Facebook Page TDA Balikpapan untuk mendapatkan pengumuman  dan undangan event, motivasi bisnis dan lain-lain.
Suka dengan artikel seperti ini?
Gabung di milis TDA Balikpapan dengan kirim email kosong ke
tda-balikpapan-subscribe@yahoogroups.com

Thursday, May 15, 2014

Cara Mengundurkan Diri Tanpa Merusak Jaringan Profesional Anda

0


Meninggalkan pekerjaan anda saat ini untuk alasan apapun tentunya adalah keputusan yang sangat besar untuk dibuat. Entah karena anda tidak lagi merasa bahagia dengan pekerjaan anda, atau karena anda ingin mengejar kesempatan yang lebih baik, selalu menjadi ide yang baik untuk pergi tanpa meninggalkan kesan buruk. Jika anda stuck di situasi yang sama dan berpikir untuk menulis surat pengunduran diri, tunggulah sampai anda membaca habis artikel ini sebelum anda membuat keputusan akhir.

Tuesday, April 22, 2014

Pentingnya Identitas Penjual dalam Bisnis Online

0

Bisnis online saat ini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, selain karena kemudahan bertransaksi, bisnis online juga tidak membutuhkan biaya yang banyak. Terlebih saat kita berjualan online di sosial media atau marketplace yang sudah disediakan secara gratis. Ini lebih murah dibandingkan jika Anda harus membeli sebuah website dan nama domain untuk toko online Anda. Tapi tahukah Anda, jika Anda berjualan di sosial media dan marketplace, Anda harus bekerja keras dalam membangun brand atau identitas Anda sendiri. Ini sedikit lebih sulit, dibanding dengan menggunakan website toko online pribadi Anda sendiri. Proses branding Anda juga lebih rumit karena tidak ada yang bisa menggambarkan siapa diri Anda sebagai pemilik barang yang dijual. Padahal mengenalkan identitas Anda sebagai penjual akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa percaya pelanggan terhadap Anda. Lalu bagaimana caranya mengenalkan identitas kita sebagai penjual kepada pembeli itu?

Copyright © 2011 TDA Balikpapan | Didukung oleh Web Hosting Balikpapan
Designed by Templateism