Kisah ini diceritakan oleh entrepreneur ternama yang bernama Sandiaga Salahudin Uno.
Apakah mudah menjadi pengusaha? Bagi saya, awal berbisnis adalah
survival mode. Betul-betul terpaksa karena terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK). Ada krisis tahun 1998 yang menyebabkan saya kehilangan
pekerjaan, sementara saya harus bertahan dan menghidupi keluarga baru
saya. Waktu itu ada dua pilihan. Mencari pekerjaan baru atau berbisnis
sendiri.
Saya putuskan berbisnis sendiri. Enam bulan pertama, boleh dibilang
nyaris tanpa order. Klien nol. Hampir putus asa. Sampai terpikir, apakah
benar pilihan saya menjadi pengusaha? Jangan-jangan memang mental saya
lebih cocok menjadi karyawan. Dalam situasi ini, orang tua menasihati
saya agar berani dan pantang menyerah. Harus sabar dan tekun memang.
Alhamdulillah, perlu empat tahun agar bisnis ini memasuki fase titik
balik ke arah positif. Sering saya ditanya, apa dan bagaimana memulai
usaha? Kunci wirausaha adalah entrepreneurship. Ini berkaitan dengan
sikap mental.
Pertama, umumnya orang enggan menjadi pengusaha karena takut
bangkrut, takut tertipu dan lain-lain. Intinya takut akan risiko.
Padahal risiko bukan barang asing bagi kita. Semua perbuatan mengandung
risiko. Menyeberang jalan misalnya, berisiko tertabrak mobil. Namun
risiko bisa ditekan dengan manajemen yang baik. Jika kita tidak sanggup
menanggung bisnis berisiko besar, pilih saja bisnis yang lebih kecil
risikonya. Jadi, mulailah dari yang kecil.
Kedua, jangan takut kekurangan modal, selama Anda punya kreativitas.
Modal memang penting tapi ini bukan segalanya. Lazim berlaku di kalangan
pedagang, menjual cash tetapi membeli dari pemasok dengan bayar di
belakang. Jadi, tidak ada modal uang di sini. Ide kreatif lebih berguna
menjalankan bisnis. Uang berapa pun cepat atau lambat habis jika tidak
memiliki ide. Sementara kekuatan ide bisnis akan mengundang uang dengan
sendirinya.
Ketiga, berani memulai. Makin cepat akan makin baik. Ibarat sebuah
antrean, yang lebih dulu akan mendapatkan kesempatan lebih dulu. Jika
selalu ragu-ragu, kita tidak akan pernah memulai dan tidak tahu apakah
akan berhasil atau gagal. Kalaupun di tengah perjalanan ada kegagalan,
itu hal wajar. Anggap saja hal itu ongkos belajar. Lebih baik kita gagal
di awal daripada gagal di akhir. Bahkan seringkali yang tadinya kita
anggap sebagai kegagalan, ternyata menjadi keberuntungan kita di
kemudian hari. Sebab, kegagalan di awal menghindarkan kita dari kerugian
yang lebih besar di belakang hari.
Keempat, mengubah mindset atau pola pikir. Think like an
entrepreneur. Seorang pengusaha melihat kendala dan krisis sebagai
peluang. Jika mindset ini sudah terbangun, kita akan memiliki banyak
akal, kreatif, inovatif, berpikir tidak linier, dan mudah mengambil
keputusan. Ketika orang-orang perkotaan memiliki waktu terbatas untuk
mencuci, seorang pengusaha mendirikan usaha laundry.
Contoh lain, saya melihat jumlah penumpang di bandara semakin padat.
Ini pertanda ekonomi kita makin bagus. Permintaan terhadap jasa angkutan
udara juga meningkat. Bisnis penerbangan tentu punya prospek bagus.
Makanya, kami berani masuk ke Mandala Airlines. Ada sebuah pameo, lebih
baik menjadi kepala semut daripada ekor gajah. Dengan menjadi pengusaha,
kita menjadi kepala, bukan sebatas ekor. Apakah kemudian badan kita
besar atau kecil, tentu tergantung bagaimana kita mengelolanya.
Sumber: jpmi.or.id
Thursday, March 14, 2013
Filled Under:
Motivasi,
Seputar Bisnis
Menjadi Kepala Semut Atau Ekor Gajah
Posted By: TDA Balikpapan
- 9:54 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Artikel Populer
-
Pernahkah Anda kecewa dengan karyawan yang baru masuk di perusahaan Anda? Pada saat interview ia begitu mengagumkan, tapi setelah bekerja...
-
“9 dari 10 pintu rizki ummatku ada diperdagangan” (Sabda Rasululloh Muhammad SAW) Mulailah dengan mengerjakan apa yang perlu ; lalu k...
-
BALIKPAPAN - Berbagai kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha, mulai dari permodalan, kesulitan membuat dan menyusun laporan keuangan ...
-
@TDABalikpapan
-
TDA di Facebook
-
Kategori
Copyright © 2011 TDA Balikpapan | Didukung oleh Web Hosting Balikpapan
Designed by Templateism
0 comments:
Post a Comment